“Lama sekali Israel tanpa Allah yang benar, tanpa ajaran dari pada imam dan tanpa hukum.” 2 Tawarikh 15:3
Meski telah mengalami dan melihat kuasa perbuatan Tuhan dan mujizat-mujizat-Nya, tidak berarti bangsa besar seperti Israel semakin menyembah Allah yang telah menyatakan diri-Nya berkali-kali.
Perpecahan Israel pasca raja Daud dan Salomo yang menjadi dua kerajaan, utara dan selatan, menjadi tahun-tahun yang menentukan sikap hati masing-masing kerajaan terhadap Allah yang benar.
Suatu persoalan yang dapat dikatakan sangat penting untuk direnungkan adalah, ketika Israel memasuki Tanah Kanaan, Tanah Terjanji, bangsa yang nota bene telah memiliki keyakinan, budaya dan agama sendiri, ternyata memiliki kekuatan yang tidak bisa dipandang remeh, apakah Israel mampu memenangkan penduduk Kanaan atau justru penduduk Kanaan yang berhasil membuat bangsa pilihan Allah ini mengikuti dan menyembah Allah yang tidak benar.
Pun kini, masalah seperti ini masih ada.
Apakah Kekristenan mampu menaklukkan dunia, atau sebaliknya dunia yang berhasil menaklukkan Kekristenan, dan akhirnya banyak orang Kristen lama hidup tanpa Allah yang benar.
Ilah-ilah zaman yang terus berubah dan selalu menawan, kerap menawarkan daya pikat dan solusi atas pola kehidupan yang jika Kekristenan tercabut dari akar firman dan ibadahnya, bukan tidak mungkin akan menyembah allah asing yang dianggap lebih mudah dimilikinya.
Camkanlah.
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply