

Keluaran 20:15 “Jangan mencuri”
Seorang hamba Tuhan yang melayani firman Tuhan,
a) ia pantang minta uang,
b) ia pantang berkhotbah butuh uang untuk pribadinya dan
c) ia pantang pasang tarif untuk khotbahnya, terutama jika ia diundang melayani firman Tuhan di manapun.
Firman Tuhan bukan untuk diperjualbelikan! Hamba Tuhan yang sejati, meski butuh uang ia tidak menyesal jika usai melayani, diberi persembahan kasih atau tidak, karena uang bukan tujuan ia melayani. Kalaupun ia diberi, sekecil apapun persembahan kasih itu ia harus menerimanya, ia hidup dalam pelayanan yang kudus, disitulah Kristus memberkatinya.
Namun, mungkin ada hamba Tuhan yang pernah alami, ketika ia menerima persembahan kasih ternyata jumlahnya telah dipotong oleh orang yang bertugas memberi persembahan kasih, apakah ia bagian keuangan atau orang khusus yang diberi tugas, dan hal ini tidak diketahui oleh gerejanya atau gembalanya.
Sehingga hamba Tuhan menjadi korban pencurian persembahan kasih miliknya. Dalam hal ini, hamba Tuhan tidak pernah bertanya “apakah jumlah yang diberi kepadanya itu sudah diketahui gembala?”.
Nah, mencuri persembahan kasih milik hamba Tuhan yang diundang, ternyata kerap terjadi dan karena kurangnya transparansi gereja, persembahan kasih kerap dicuri. Tentu saja gereja manapun tidak ingin hal itu terjadi.
Karena itu, akan sangat baik ketika persembahan kasih diberikan kepada seorang hamba Tuhan, saat memberi gunakan tanda terima (semacam kwitansi) dari hamba Tuhan tersebut, atau jika ditransfer dan diberi dalam amplop oleh orang yang bertugas, bagian keuangan bahkan gembala selalu menginfomasikan bahwa gereja berterima kasih atas pelayanan hamba Tuhan tersebut, dan telah memberi persembahan kasih plus dengan jumlahnya, apakah besar atau kecil.
Berhati-hatilah, bukan mencurigai, orang-orang yang diberi tugas memberi persembahan kasih, ia harus jujur dan dapat dipercaya.
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply