

Amsal 30:15 (TB) “…Si lintah mempunyai dua anak perempuan: “Untukku!” dan “Untukku!” … “
Lintah adalah hewan jenis keluarga cacing yang kerap melekat kepada hewan lain atau manusia lalu menghisap darah. Karena itu jangan sekali-kali membiarkan lintah ini menghisap darahmu! Kitab Amsal menjelaskan si lintah mempunyai dua anak perempuan yang berkeras berkata “untukku” dan “untukku”, tidak ada yang mau mengalah bahkan rela memberi apa yang dimiliki ke pada yang lain.
Suatu istilah yang muncul di masyarakat ialah “lintah darat“. Lintah darat ini sebagai gambaran adanya seseorang atau sekelompok orang yang menghisap pihak lain sehingga si lintah darat ini kenyang dengan darah orang lain yang dihisapnya.
Nah, bagaimana dengan kehidupan Kekristenan hari ini?
Apakah masih ditemui lintah darat yang mencari untung dengan merampas milik orang lain?
Apakah ada gembala jemaat yang begitu rajin berkhotbah tetapi sebenarnya ia punya prinsip “ini semua untukku!” alias telah menjadi lintah gereja yang hanya menggemukkan dirinya sendiri.
Adakah?
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply