Belajar Dari Daya Juang Para Majus Yang Mencari Yesus

/script>

“Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem ” Matius 2:1

Kisah kelahiran Yesus diwarnai dengan kisah para Majus yang datang dari Timur Yerusalem, dengan tujuan ingin menyembah Yesus.

Nah, Timur yang dimaksud di mana? Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, disebutkan para Majus berasal dari Persia (kini Iran). Jika melihat peta modern, jarak dari Iran ke Betlehem, melalui jalan modern, 2.281,2 Km.

Para Majus diyakini menuju ke Betlehem dengan mengikuti petunjuk bintang menggunakan hewan unta, hewan yang mampu berjalan jauh.

Beberapa penafsir menyebut, para Majus lebih dari tiga orang atau Tiga Raja yang mewakili Afrika, Eropa dan Asia, bahkan ada juga yang berpendapat kemungkinan saat mulai berjalan jumlah orang Majus lebih dari 3 orang, tetapi karena beratnya perjalanan hanya tinggal 3 orang.

Ya, tidak semua kisah para Majus bisa diungkap dengan sejelas-jelasnya  namun ada hal yang tetap penting, ialah daya juang mencari Yesus dengan tujuan akan menyembah Yesus.

Hari-hari ini umat Kristen hidup dalam era globalisasi dengan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat maju, era yang menciptakan suatu masyarakat yang pragmatis dan menghindari proses, alias segala sesuatu serba instan.

Lalu bagaimana dengan daya juang berdoa, beribadah atau memberitakan Injil?

Apakah ingin dilakukan juga tetapi tanpa proses?

Tantangan keimanan di era global makin kompleks, apa jadi jika daya juang mencari dan menyembah Yesus kini memudar.

Mari, jadikan momentun perayaan Natal tahun ini sebagai momentum membangkitkan daya juang di seluruh kehidupan iman Kristen! Supaya kekristenan tidak hanya bagus di dalam ruang ibadah tetapi diremehkan di ruang-ruang publik.

READ  Dimana Tuhan Membangun Gereja Iblis Membangun Kapel Disebelahnya

Bangkitkan daya juang di ruang publik!

Salam Injili

Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.

Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*