

TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya. Nahum 1:7 (TB)
Hari-hari ini di beberapa wilayah Papua masih ada orang Papua yang mengungsi tinggalkan rumahnya akibat konflik bersenjata yang tak mereda; Begitu juga dua juta pengungsi Ukraina telah tinggalkan negaranya akibat invasi Rusia.
Kisah pengungsi adalah kisah pilu dan menyedihkan karena di dalamnya ada orang lanjut usia, anak-anak, bayi bahkan orang sakit.
Mengungsi bertujuan tinggalkan atau hindari suatu wilayah yang dianggap mendatangkan ancaman khusus, utamanya terhadap keselamatan manusia.
Ada orang mengungsi karena konflik bersenjata, konflik ras, karena suatu bencana alam dan lain sebagainya.
Kisah yang terjadi pada bocah usia 11 tahun, Al-Khalaf, dari Ukraina yang mengungsi dengan berjalan kaki sendirian ke Slovania sejauh 1000 km, menjadi kisah heroik dalam catatan pengungsian Ukraina.
Setiap orang yang mengungsi pasti akan rela tinggalkan harta benda miliknya, berjuang dengan berjalan jauh, masuk ke hutan dan rawa, sedapat mungkin mencari wilayah yang aman.
Kisah pengungsi di Papua perlu diulas, bagaimana perjuangan penyelamatan diri dengan lari ke hutan-hutan.
Ya, hanya kepada Tuhan lah satu-satunya tempat pengungsian yang terbaik dan teraman.
Dunia bukan tempat pengungsian yang dapat diandalkan.
Carilah perlindungan dari Tuhan Yesus, Dia lah kota benteng dan kubu pertahanan terbaik dalam hidup ini.
Tuhan Yesus menolong dan menjaga mereka para pengungsi di manapun di dunia ini.
Salam Injili
Pdt. DR. Ronny Mandang, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply