
/script>

Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Yohanes 1:47-48
Kita sudah terbiasa berhadapan dengan manusia yang penuh kepalsuan. Manusia yang cenderung tidak lagi menampilkan diri apa-adanya. Demi untuk membuat daya tarik atau memperdaya, manusia menampilkan hal-hal yang berbeda dari keadaan sebenarnya dari dirinya.
Namun kita dapat belajar dari dua ayat di atas, ketika Tuhan Yesus memperkenalkan Natanael sebagai satu pribadi yang tanpa kepalsuan. “Tanpa kepalsuan” (Yun: ho dolos ouk estin) yang dimaksudkan disini adalah tidak menipu, tidak licik, tidak berkhianat. Seorang Kristen sejati seharusnya tidak menampilkan hal-hal yang palsu, jujur, tidak licik, tidak suka berkhianat, tidak bermuka dua, tidak bersikap double standart, dan lain sebagainya
Tuhan Yesus juga mengajarkan melalui Perumpamaan Tentang Seorang Penabur bahwa pendengar/penerima Firman adalah orang yang mempunyai hati yang baik. Hati yang baik dimaksud adalah hati yang jujur dan baik.
Lukas 8:15 disebutkan bahwa Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan. Terjemaahan King James Version, “But that on the good ground are they, which in an honest and good heart, having heard the word, keep it, and bring forth fruit with patience.” “Hati yang jujur dan baik” adalah prekondisi orang yang menerima Firman dengan benar dan mau percaya kepada Yesus.
Dalam buku, The Gospel of John, yang diterbitkan Oliphants – London, Barnabas Lindars memberi komentar tentang kata kepalsuan (Yun. ”dolos”) :“It indicates his religious and moral integrity.” Jadi kepalsuan pada diri seseorang memberi indikasi tentang kondisi religusnya dan integritas moralnya sangat memprihatinkan.
Marilah kita hidup tanpa kepalsuan. Tuhan Yesus memberkati!
“Teruslah bersekutu dan memberitakan Injil !”
Pdt. Tommy Lengkong, MTh.
Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
Leave a Reply