Jakarta, legacynews.id – Pengurus Pusat dan Daerah Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (Pewarna) jumat, (21/01) menemui DR. H. Ahmad Basarah, M.H selaku wakil ketua MPR RI periode 2019-2024 di gedung Nusantara III DPR/MPR RI, Jl.Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat.
“Maksud kedatangan kami adalah untuk melaporkan kegiatan 4 pilar kebangsaan menyampaikan Apresiasi dan mengukuhkan Ahmad Basarah sebagai dewan kehormatan Pewarna Indonesia ungkap Yusuf Mujiono ketua umum Pewarna Indonesia, memulai pembicaraan.
Menambahkan apa yang ketua umum Yusuf Mujiono sampaikan, Ashiong Munthe ketua Litbang Pewarna mengatakan pengukuhan Dewan Kehormatan ni dilakukan sebagai apresiasi Pewarna bagi Politisi PDI Perjuangan tersebut atas kontribusi dan dukungan yang selama ini telah dilakukannya untuk kemajemukan berbangsa dan bernegara. Khusunya, konsistensi beliau untuk tetap mejaga dan mengawal 4 Pilar, Pacasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Tujuan lain yang dilakukan oleh Pewarna dalam pertemuan yang berlangsung kurang lebih dua jam tersebut ialah menyampaikan secara langsung rencana program yang ingin dilaksanakan oleh Pewarna ditahun 2022.
Salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan tepatnya mjnggu ke empat di bulan Maret – minggu pertama April yaitu membangkitkan semangat “Kristen Nusantara” melalui Perjalanan bertajuk Napak Tilas “Rasul Jawa” selama lebih kurang 10 hari. Napak Tilas ini dalam rangka penggalian bukti-bukti sejarah masuknya Kristen di Indonesia khususnya di tanah Jawa. Ada 3 Tilas yang dikunjungi yaitu Tilas pertama Jepara , kedua Mojowarno, Jombang, dan ketiga Karangjoso, Purworejo.
Salah satu tokoh penginjil nusantara adalah “rasul Sadrach” atau lebih dikenal dengan nama “kiai” Sadrach.
Asiong Munthe mengatakan dari literasi yang ada “Kiai” Sadrach adalah salah seorang yang menjadi penyebar agama Kristen di tanah Jawa. Ia dilahirkan sekitar tahun 1835, di daerah Karesidenan Jepara. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh Kristen yang sangat berpengaruh karena penginjilannya di tanah Jawa. Dalam pengajarannya, Sadrach menggunakan metode simbol. Salah satu simbol yang digunakan adalah sapu. Melalui simbol sapu tersebut, dia mengajarkan kepada jemaat untuk bersatu dan kuat, terikat satu sama lain dan tertanam pada pribadi Tuhan yang berinkarnasi melalui Yesus Kristus. Pengajaran dengan simbol ini adalah salah satu aspek penting dalam kebudayaan Jawa sehingga sebuah pengajaran dapat diterima dan dimengerti dengan baik.
“Oleh karena itu, Pewarna melaksanakan kegiatan tersebut sebagai dukungan kepada Pemerintah untuk menyadarkan keIndonesian, bahwa menjadi Kristen tidak harus menjadi Yahudi atau Eropa.
Leave a Reply